Rabu, 05 Mei 2010

Kriteria Calon Raja Pajajaran Anyar?

Siapapun boleh mencalonkan dirinya menjadi raja, bila merasa layak, pantas, dan segudang argumentasi lainnya. Misalnya, ada wilayah kerajaannya yang kepala-kepala wilayahnya mendukung dia sebagai kandidat terkuat, ada rakyat yang diyakini bakal memilihnya, dan punya surat sakti dari sang raja sepuh. Itu kalau kerajaannya masih eksis, keratonnya masih kokoh berdiri. Tetapi, yang namanya kerajaan Pajajaran 'kan sudah berabad-abad lalu hilang, jadi ini lalu bagaimana urusannya?

Di sinilah duduk perkaranya!

Seorang calon raja di Kerajaan Pajajaran Anyar harus memenuhi 3 (tiga) kriteria yang yang satu sama lainnya saling melengkapi dan tidak bisa ditawar. Apa saja itu?

1. Dia harus memiliki trah (stamboom) garis keturunan langsung/asli. Mengapa?
2. Dia harus mewarisi ilmu yang mumpuni. Mengapa?
3. Dia harus memiliki dana independen. Mengapa?

Mari kita bahas satu persatu.

1. Dia harus memiliki trah (stamboom) garis keturunan langsung/asli.
Kalau penduduk Jawa Barat ada 40 juta jiwa, dan 30 juta di antaranya urang Sunda, maka mungkin hanya ribuan bahkan ratusan saja generasi masa kini yang merupakan garis keturunan dari Prabu Siliwangi. Dari jumlah tersebut, hanya beberapa yang merupakan garis keturunan langsung/asli, hanya beberapa gelintir saja yang 'dicirian' (baca: ditandai) oleh para karuhun untuk menjadi kandidat/calon kuat raja Pajajaran Anyar yang belum ada juntrungan bentuk fisiknya.

2. Dia harus mewarisi ilmu yang mumpuni.
Bagi siapa saja urang sunda yang sudah membaca Wangsit Siliwangi, ada dua point penting yang patut diingat sebagai "benchmark". Pertama, ucapan Sang Prabu: "tong ngalieuk ka tukang!", dan kedua, proses kepergian beliau yang fenomenal: tilem!
Tentu saja kita harus pisahkan/bedakan antara pengertian apa itu yang disebut ilmu dan apa pula itu yang disebut ilmu pengetahuan.
Kita harus bisa membayangkan perbandingan ilmu dalam konteks yang seperti halnya: pakar ilmu pengetahuan adalah seseorang yang bergelar doktor, spesialis, profesor, tetapi seseorang yang berilmu adalah yang bisa mengobati penyakit aneh-aneh, bisa terbang, bisa berjalan di atas air, bisa menjelma jadi ada dua-tiga sosok yang sama di waktu yang bersamaan di tempat/peristiwa yang berbeda. Disebut makin sakti bila bisa menghilang, bahkan mi'raj, dan lebih sakti lagi bila tatkala seseorang meninggal dunia maka sesaat sesudah dimakamkan malamnya jasadnya ngahiyang (menghilang). Lebih sakti lagi bila seseorang tilem (ngahiyang) justru pada saat diketahui belum meninggal.
Nah, bayangkan betapa tinggi ilmunya tatkala Prabu Siliwangi tilem, bukan hanya dirinya sendiri, tetapi tilem bersama para pengikut setianya bahkan keratonnya. Itulah kesaktian beliau: menggaibkan yang wujud!

Jadi maknanya adalah: barang siapa yang merasa dirinya layak, pantas menjadi Raja Pajajaran Anyar, adalah seseorang yang 'katitisan' (mewarisi kesaktian) Prabu Siliwangi dalam berbuat sebaliknya, yaitu mampu: mewujudkan yang gaib! Apa sajakah? Pertama, bisa membuktikan mampu membangun kembali keraton kerajaan Pajajaran Anyar, yang megah, anggun dan representatif, di tempat yang semestinya, dan keduanya bisa membuktikan dirinya terpilih/didaulat oleh rakyat Pajajaran Anyar karena rasa terima kasih mereka kepada dia yang telah berbuat karya nyata mampu mengangkat mereka dari kemiskinan dan kebodohan, terasa bantuannya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka, dan terasa sugestinya meningkatkan harkat, derajat dan kehormatan peri kehidupan mereka.

3. Dia harus memiliki dana independen.
Membangun keraton tentu bukan membangun rumah. Jauh sekali bedanya. Tentu lebih akbar dan agung betapa pun rumahnya lux atau halamannya luas. Demikian pula membangun perekonomian rakyat hingga bisa maju, modern dan mandiri tentu bukan hanya berupa ritual memberi santunan bagi yang terkena musibah, atau menyumbang panti asuhan atau masjid atau pun mendirikan dapur umum tatkala ada musibah. Tentu lebih luas dan lebih sistemik dari itu, mendirikan Bank Desa semacam Grameen Bank beserta jaringan pelayanan modal dan technical know-how bagi para petani-pedagang-pelaut (nelayan). Nah, semuanya itu tentu saja perlu dana yang amat besar, bukan?
Alangkah sangat tidak lucunya seseorang yang merasa dirinya layak dan pantas menjadi Raja Pajajaran Anyar bila untuk membangun keraton dan memodali perekonomian rakyat harus menunggu bantuan Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Propinsi Jawa Barat, bahkan lebih fatal bila hanya untuk upacara seremonial pelantikan raja pun menunggu kucuran dana sponsor.
Seorang calon Raja Pajajaran Anyar harus terbukti merupakan rangkaian atau bagian dari asset dana dinasti yang amat besar, dlp. punya akses dan channeling dan/atau menjadi bagian tim pemegang dana amanah dunia.

Dari ketiga kriteria tersebut di atas (yaitu trah, ilmu, dan dana) maka mudah-mudahan sekarang menjadi jelas, mengapa sosok calon Raja Pajajaran Anyar yang asli dan haq sangat ditunggu-tunggu oleh para raja se-Nusantara yang berkumpul di Bandung, dan dicari-cari oleh para ponggawa Bretton Woods di lembaga-lembaga keuangan dunia dan para pemimpin negara-negara UE yang nyaris terseret mengalami krisis karena nyoba menolong rekannya Yunani yang hampir bangkrut.

Maka menjadi jelas juga, walaupun seseorang yang merasa dirinya layak menjadi Raja Pajajaran Anyar itu jelas-jelas punya trah, dan juga berilmu, tapi kalau seseorang itu tidak bisa punya otoritas dan akses ke dana amanah, maka percuma saja. Sebaliknya pun begitu, bisa saja seseorang yang tinggal di tatar sunda orangnya sekaya George Soros atau Bill Gates misalnya, tapi kalau tidak/bukan trah dan masih tembus santet bahkan takut hantu, ya sama juga bo'ong! Silahkan mundur teratur dan mawas diri saja! Dan jangan lanjutkan modus operandi gaya PO (baca: proyek ongkos) itu!

Salam.


23 komentar:

  1. jadi raja anyar ;1 harus perpaduan antara tanah arab dan jawa barat ;karena harus punya garis keturunan eyang prabu dan kanjeng rosulullah.2 harus punya ciri prasasti berdasarkan janji ALLAH SWT akan menurunkan 10 persen kenikmatan,keindahan dan keajaiban alam surga ke muka bumi .3 karakter dan ciri ciri harus seperti tertera dalam uga wangsit siliwangi.4 harus punya sertipikat langsung dari Allah swt berupa KOLETRAL karena kesabaran nya selama nyukcruk galur mapay tapak dari karuhunnya (eyang prabu)baca di UGA.5 harus punya titel sarkub(sarjana kuburan).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Sampurasun, kalau KOLATERAL sudah siap lengkap sertifikat asset asli bukan palsu , dan punya uang muka CASH 15 %, 85 % saya bisa bantu dalam pembangunan semua proyek RAKSASA KERAJAAN PAJAJARAN. Saya akan bantu 15% ADVANCA PAYMENT BANK GUARANTEE dari institusi world bank atau bank yg punya reputasi di seluruh dunia. Ini bukan OMDO / omong doang, mari kita buktikan yang ngaku Sunda Pajajaran Jujur tidak Selingkuh kita wujudkan untuk kemakmuran rakyat jelata. Ra Hayu

    BalasHapus
  3. Ngaku ngaku punya kolateral...hitut weh maneh
    .mun asli enya didinya boga aset asli..kaluarkeun sorangan keur nulungan pertiwi teu kudu menta 15% uang muka cash..mun bener didinya asli boga aset..sok tulungan rahayat..da nu asli mah moal kudu kikituan...kaharti..geura eling kasep..bisi di kepret dia..

    BalasHapus
  4. ngaromong naon n ngabahas naraon ieu teh....aya pajajaran anyar sgala ..nu penting mah urang maju n bisa ngigelan jaman n mi indung ka waktu mi bapa ka jaman....hain ukur carios tapi teu buktos..jeng sok di catut deuih ngaku2 urg sunda mun ker dek nyaleg meh ka pilih..mun ges jadi...tilem eweh kacaturkeun sumbangsihna ker urg sunda...mun enya dek ngadeg keun pajajaran anyar mah kdu nyaah ka rahayatna yaaah kana titinggalna karajaan jeng budayana..soal turunan mah da sadayana ge turunan nabi adham! turunan prabu siliwangi teh seueur, malah kami n di wewengkon bandung selatan ge seueur turunan keneh prabu kean santang bin prabu siliwangi...kami mah hain ukur hayang ngadirikeun pajajaran anyar wungkul tapi perdaban lemuria nu luhur pisan elmu na sarta pernah jadi pangjug2gan manusia saking kahontal hebat perdaban majuna..nu cikal bakal urng sunda..( karuhun urg sunda bangsa lemuria teh)

    BalasHapus
  5. ayeuna mah sok silih rangkul silih wangi silih asah asih asuh papada urang sunda ulah hog hag...eta modal nu penting kanggo ngadegkeun Pajajaran anyar mah eta aset nu teu ternilai

    BalasHapus
  6. naon, jeung kumaha kondisi jeung situasi anu disebut Pajajaran Anyar teh akangs? Point ieu anu perlu dibuka jeung diguar samemeh mikiran saha Rajana. nhn*R3M

    BalasHapus
  7. sa anggeus kaguar jeung jiinek, mangga urang payunan kana periode 'Mapag Pajajaran Anyar'. Kumaha bag-bagan jeung prak-prakan dina hal kasebut. Da bawiraos perkara saha rajana mah barris nuturkeun. Bisi samar tenjo ciga baheula masualkeun saha Ratu Adil teh? nhn*R3M

    BalasHapus
  8. apan Bung Karno oge teu otomatis kapilih, samemeh katembong gawena. ka aku tapakna. naon tapakna? kerja, kerja, kerja. jadi kaciri saha jeung kumaha trah Pajajaran teh.

    BalasHapus
  9. http://satriapinandhitasinisihanwahyu.blogspot.co.id/2015/12/kembalinya-kian-santang-dan-bangkitnya.html

    BalasHapus
  10. beurat jadi raja euuy.silahkan yang mau jadi raja

    BalasHapus
  11. Perubahan jaman telah dilalui, sebuah pesan dalam bahasa Indonesia “Jangan melihat kebelakang” artinya adalah jangan Mengingkari Perintah Alloh” sesuai QS. 3.144

    وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ ٱلرُّسُلُ ۚ أَفَإِي۟ن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ ٱنقَلَبْتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ ۚ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيْـًٔا ۗ وَسَيَجْزِى ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿١٤٤﴾

    “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”

    BalasHapus
  12. Nu ngeus2 we ayena mah,...nu geus puguh mah urang sunda teh,urang indonesia,...pan urang teh sa nasib lain,...rek karajaan,rek kasultanan,boh sarua bae,..nu susah mah,susah we,...ayena mah mikir kaharep sangkan indonesia bisa jaya,,,ulah ningali saha presiden na,.da urang sunda oge iraha2 bisa aya anu jadi presiden. Sakitu we.

    BalasHapus
  13. Aing we lah,anu rek nyalon presiden.. Bantuan modal na nya,,dulur

    BalasHapus
  14. Aing we lah,anu rek nyalon presiden.. Bantuan modal na nya,,dulur

    BalasHapus
  15. Gera Harudang Atuhhh, Ulah kamalinaan Ngimpina.kudu yakin pajajaran Tinggal ngaran lain ngahiyang tapi geus nepi ka ugana Ancur kahuru tinggal tapakna. Luur Moal Ngadegdeui........

    BalasHapus
  16. Abdi mah yakin pajajaran anyar bakal ngadeg deui lain ukur ngimpi...jigana moal kantos 60thn deui

    BalasHapus
  17. Abdi mah yakin pajajaran anyar bakal ngadeg deui lain ukur ngimpi...jigana moal kantos 60thn deui

    BalasHapus
  18. boro" mikiran nukitu aengmah ah ah ah.. mikiran si eha ge pusing rek kawin kabatur.. wkwkwkwk

    BalasHapus
  19. boro" mikiran nukitu aengmah ah ah ah.. mikiran si eha ge pusing rek kawin kabatur.. wkwkwkwk

    BalasHapus
  20. boro" mikiran nukitu aengmah ah ah ah.. mikiran si eha ge pusing rek kawin kabatur.. wkwkwkwk

    BalasHapus